Selasa, 19 Maret 2013

Tahapan Pembangunan Rumah Type 36



1. Pekerjaan Persiapan
1.1 Pembersihan lahan
            Lokasi tempat pembangunan rumah seharusnya dibersihkan terlebih dahulu dari berbagai hal yang dapat berdampak buruk bagi pembangunan rumah tersebut. Dilakukan pembersihan, penebasan/pembabatan terhadap daerah yang akan dibangun. Semua sisa - sisa tanaman  dan material yang lain yang tidak diinginkan harus dihilangkan dan kemudian dibakar atau dibuang.

1.2 Pengukuran lahan
            Pengukuran lahan dilakukan terhadap semua kontruksi yang akan dibangun. Pengukuran dilakukan untuk penentuan titik ketinggian dan sudut - sudut yang hanya dilakukan dengan alat waterpass/theodolit.

1.3 Pemasangan bouwplank
            Pemasangan bouwplank dilakukan sebelum pekerjaan pembangunan dimulai. Bouwplank memakai papan ukuran  3/25 cm yang diratakan disisinya dan dipasangan dengan tiang kayu ukuran 5/7 dengan tinggi 1 meter dengan jarak antar tiang 2 m.

2. Pekerjaan Pondasi
2.1 Pekerjaan galian tanah untuk pondasi
            Galian tanah pondasi harus digali hingga mencapai tanah keras. Galian tanah dilaksanakan untuk semua pekerjaan pasangan dibawah tanah. Pekerjaan galian ini minimal sama dengan gambar bestek.

2.2 Pekerjaan urugan bawah pondasi
            Pekerjaan urugan bawah pondasi dapat dipakai tanah bekas galian pondasi asal bersih dari  tanah organik.

2.3 Pekerjaan Aanstamping
            Aanstamping ini berguna untuk memadatkan pasir urug dicelah - celah batu, harus disiram dengan air, sampai pasir betul - betul mengisi celah celah batu kali.
2.4 Pekerjaan pasangan pondasi batu kali
            Pada pemasangan  pondasi  batu  gunung  atau  batu  kali  dipakai pasangan batu gunung dengan spesi 1 Pc : 4 Ps. Batu gunung/kali yang dipergunakan berkualitas baik dari jenis yang keras.

2.5 Pekerjaan urugan tanah kembali
            Penimbunan dilakukan secara berlapis, setiap lapis minimal 15 cm dan dilakukan penyiraman air hingga jenuh dan dipadatkan. Untuk urugan juga dapat dipakai tanah bekas galian pondasi jika sesuai.

3. Pekerjaan Beton Bertulang
            Beton bertulang harus dikerjakan dengan campuran 1:2:3. Pekerjaan ini untuk pengecoran sloof 15/20, ring balok 13/15, kolom teras 15/15, dan kolom praktis 13/13. 
3.1 Bekisting ( Cetakan Beton )
            Bahan bekisting yang dipakai kayu kelas II yang cukup kering dan keras. Cetakan harus sesuai dengan batas - batas yang diinginkan. Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting harus bersih dari kotoran dan sebaiknya dilapis dengan terpal plastik.
           
3.2 Penulangan
            Baja tulangan harus memenuhi persyaratan Perhitungan  Struktur Beton Bertulang disesuaikan dengan SKSNI  T-15-1991-03. Tulangan besi beton yang digunakan harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat lepas dan lain-lain yang dapat merusak beton. Baja tulangan yang digunakan berukuran diamater Ø 12 mm untuk tulangan pokok dan Ø 8 mm dengan jarak sesuai gambar kerja untuk tulangan sengkang. Mutu baja U-24 (2400 kg/cm2 ).

3.3 Semen
            Semen yang digunakan semen  portland Atau portland pozzolan dengan  persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-1994 dan ASTM C150-84. Semen harus diterima diproyek dalam kondisi baik dan dalam kantong asli yang tertutup rapat.

3.4 Agregat
            Agregat yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi menurut PBI-1971. Agregat kasar adalah agregat dengan ukuran butir lebih besar dari 5 mm menurut PBI (1971). Agregat halus dapat digunakan  pasir  alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu.
3.5 Air
            Air untuk  pembuatan  beton  dan  perawatan  beton  harus bersih, tidak mengandung minyak, garam, zat-zat kimia yang dapat merusak beton dan baja (PUBI-1982).

4. Pekerjaan Pasangan
4.1 Pasangan Dinding
            Pemasangan batu bata dari dari tanah liat dengan ukuran minimal 20 x 11 x 5 cm dan harus kuat, tidak  mudah  patah,  dibakar  dengan  baik,  mempunyai ukuran yang tepat, bentuk yang teratur tidak mempunyai cacat dan mempunyai kekuatan tekan minimum 30 kg/cm2. Hubungan kolom dengan dinding harus dipasang besi angker (steek) setiap jarak 75 cm. Dengan adukan 1 semen : 4 pasir ( 1pc : 4ps ).

5. Pekerjaan Plesteran
          Seluruh permukaan pasangan batu bata perlu diplester seperti kolom,  balok,  dinding  dan  langit-langit dari beton. Plesteran dinding luar dan dalam dikerjakan dengan spesi 1:4 dengan tebal 1,5 cm. Plesteran trassram berdasarkan volume ; 1 bagian semen  :  2  bagian pasir. Plesteran trassram dilakukan pada daerah 30 cm diatas dan dibawah permukaan tanah atau pada daerah yang basah. Plesteran trassram toilet harus setinggi ± 1,5 m.

6. Pekerjaan Lantai
Sebelum dipasang keramik harus dikerjakan lantai selasar dari beton cor 1:3:5. Untuk lantai ruang dan teras dikerjakan dari pasangan keramik ukuran 30x30 cm. Sedangkan lantai kamar mandi/ WC dan ruang cuci dikerjakan dari pasangan keramik ukuran 20x20 cm.  Untuk daerah basah digunakan bahan waterproofing yang dipakai pada lantai km/wc. Keramik yang akan dipasang harus direndam dahulu ke dalam air sampai jenuh.Pemasangan keramik harus lurus dan rata (waterpass), dengan menggunakan adukan 1 semen : 3 pasir untuk KM/WC, dan 1 semen : 5 pasir untuk ruang dalam. Untuk lantai KM/WC dipakai keramik yang permukaannya kasar, siku, kuat, warna dan ukuran ditentukan. Sedangkan Untuk lantai ruangan dipakai keramik yang permukaannya halus, siku, kuat, warna dan ukuran ditentukan





7. Pekerjaan Kayu, Pintu/Jendela

Semua kayu untuk jenis yang ditentukan berkualitas baik, tidak ada getah, celah mata kayu besar yang lepas atau mati, susut pinggirnya dan cacat lainnya yang dapat mempengaruhi kekuatan serta keindahan dari konstruksi. Semua kusen pintu dan jendela dibuat dari kayu seumantok/dammar laut atau jenis lain yang setara kualitasnya yakni kayu kelas I. Ukuran kosen 5/13 cm, lurus / tidak cacat. Kosen dipasang dengan baik, kokoh, vertical dan rata dengan dinding.Permukaan kosen harus dicat dengan cat dasar sebelum dipasang. Pintu harus dapat ditutup dan dibuka dengan bebas tetapi tidak longgar dan macet. Kaca pintu/jendela ketebalan 5 mm, tidak cacat serta tidak bergelombang.

8. Pekerjaan Plafond dan Atap
8.1 Pekerjaan Plafond
Rangka plafond dibuat dari kayu klas awet II atau aluminium dan klos dari kayu klas awet II atau aluminium sesuai gambar. Bahan plafond terdiri antara lain Multipleks 4mm atau PVC atau Gypsum Board 9 mm.  Bahan plafond dipasang dengan menggunakan paku yang jumlahnya sesuai untuk itu. Hasil pemasangan harus rapi, rata, waterpass dan tidak bergelombang.

8.2 Pekerjaan Atap
            Atap bangunan ini dipasang atap seng multiroof. Pemasangan dipakai paku seng yang berkualitas baik. Setiap sambungan overlap sisi antara dua atap harus diikat dengan sekrup khusus.Rangka penutup atap yaitu :
- Kuda - kuda
Perletakan kuda-kuda harus diangker pada ringbalk. Kayu yang boleh digunakan untuk kuda-kuda adalah kayu 6/12. Sambungan kayu semuanya harus memenuhi persyaratan PKKI 1963 dimana harus rapi dan dihindari terjadinya keretakan pada sambungan. Ukuran penampang adalah 60 mm x 120 mm untuk batang tunggal dan 30 mm x 120 mm untuk batang ganda. Paku yang digunakan sebagai alat sambung adalah paku biasa
- Gording (Rangka Atap) Kayu
Kayu yang boleh digunakan untuk gording adalah kayu yang mempunyai kering udara (MC) max. 20 %. Ukuran penampang adalah 50 mm x 100 mm.
Rabung atap dari seng multiroof dan talang  menggunakan seng BJLS 035.


9. Pekerjaan Instalasi Plumbing
9.1 Pekerjaan Instalasi Air Bersih
          Pipa air bersih menggunakan pipa PVC. Pemasangan instalasi air bersih dilakukan oleh tenaga yang ahli dibidangnya dan dilaksanakan sampai berfungsi sempurna. Penyambungan pipa harus kuat dan tahan terhadap tekanan air.

9.2 Pekerjaan Instalasi Air Kotor
            Pipa air kotor adalah pipa PVC. Septitank dan resapan terbuat dari Buis Beton. Pipa saluran air kotor dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak ada hawa busuk yang keluar dari pipa tersebut dan tidak ada rongga udara.

9.3 Pekerjaan Sanitair
            Pekerjaan sanitair adalah pemasangan closet jongkok / duduk, kran, bak mandi. Pemasangan perlengkapan sanitair dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pabrik, sehingga menghasilkan pekerjaan yang rapi, kuat dan kokoh.

10. Pekerjaan Pengecatan
10.1 Cat Dinding dan Plafond
            Sebelum tembok atau permukaan beton dicat harus didempul dengan plamur yang dicampur dengan semen putih. semua bahan cat yang dipakai dalam pengecatan harus sama mereknya. Tipe cat tembok / plafond emulsi memakai pengencer air (acrylic). Pengecatan dilakukan dengan meggunakan roller atau kuas, setidaknya sampai 3 kali penegecatan hingga mencapai warna yang dikehendaki.

10.2 Cat Kayu
            Semua kayu yang akan dicat harus diberi dasar cat meni terlebih dahulu, kemudian di plamur dan digosok dengan amplas sampai halus dan bebas debu. Tipe cat kayu memakai pengencer organik antara lain cat alkyd, epoxy, cat minyak, polyurrethan, acrylic. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas sampai 3 kali.

11. Pekerjaan Instalasi Listrik
            Instalasi listrik harus dipasang oleh instalatur yang telah mendapat izin dari PLN setempat. Pemasangan seluruh instalasi penerangan, baik diluar maupun didalam bangunan. pipa-pipa dan kabel-kabel seluruhnya harus tertanam dalam tembok dan tersembunyi dalam plafond, dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan pemasangan plafond. Titik lampu yang akan dipasang dapat dilihat pada gambar bestek. Adanya pemasangan saklar, stop kontak,  MCB 4 ampere, lampu pijar 40 watt.  Semua kabel yang digunakan harus memakai bahan baru yang berkualitas baik, ukuran yang sesuai dengan persyaratan.

12. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung
            Daun pintu digantung dengan memakai engsel peunel kuningan ukuran 140 mm sebanyak 3 buah di setiap daun pintu. Sedangkan di jendela buka sebanyak 2 buah. Di setiap pintu dipasang kunci pintu merek slag lengkap dengan gagang bagian dalam dan luar pintu.
            Daun jendela terbuat dari panel kaca, rapi dan tidak ada celah, ukuran sesuai gambar. Ketebalan kaca 5 mm. Semua pemasangan engsel harus rapi, sehingga secara fungsional dapat ditutup dan dibuka dengan mudah dan ringan. Semua alat kunci penggantung harus berkualitas baik dan tidak mudah berkarat.












Tahapan Pembangunan Rumah Type 36



1. Pekerjaan Persiapan
1.1 Pembersihan lahan
            Lokasi tempat pembangunan rumah seharusnya dibersihkan terlebih dahulu dari berbagai hal yang dapat berdampak buruk bagi pembangunan rumah tersebut. Dilakukan pembersihan, penebasan/pembabatan terhadap daerah yang akan dibangun. Semua sisa - sisa tanaman  dan material yang lain yang tidak diinginkan harus dihilangkan dan kemudian dibakar atau dibuang.

1.2 Pengukuran lahan
            Pengukuran lahan dilakukan terhadap semua kontruksi yang akan dibangun. Pengukuran dilakukan untuk penentuan titik ketinggian dan sudut - sudut yang hanya dilakukan dengan alat waterpass/theodolit.

1.3 Pemasangan bouwplank
            Pemasangan bouwplank dilakukan sebelum pekerjaan pembangunan dimulai. Bouwplank memakai papan ukuran  3/25 cm yang diratakan disisinya dan dipasangan dengan tiang kayu ukuran 5/7 dengan tinggi 1 meter dengan jarak antar tiang 2 m.

2. Pekerjaan Pondasi
2.1 Pekerjaan galian tanah untuk pondasi
            Galian tanah pondasi harus digali hingga mencapai tanah keras. Galian tanah dilaksanakan untuk semua pekerjaan pasangan dibawah tanah. Pekerjaan galian ini minimal sama dengan gambar bestek.

2.2 Pekerjaan urugan bawah pondasi
            Pekerjaan urugan bawah pondasi dapat dipakai tanah bekas galian pondasi asal bersih dari  tanah organik.

2.3 Pekerjaan Aanstamping
            Aanstamping ini berguna untuk memadatkan pasir urug dicelah - celah batu, harus disiram dengan air, sampai pasir betul - betul mengisi celah celah batu kali.
2.4 Pekerjaan pasangan pondasi batu kali
            Pada pemasangan  pondasi  batu  gunung  atau  batu  kali  dipakai pasangan batu gunung dengan spesi 1 Pc : 4 Ps. Batu gunung/kali yang dipergunakan berkualitas baik dari jenis yang keras.

2.5 Pekerjaan urugan tanah kembali
            Penimbunan dilakukan secara berlapis, setiap lapis minimal 15 cm dan dilakukan penyiraman air hingga jenuh dan dipadatkan. Untuk urugan juga dapat dipakai tanah bekas galian pondasi jika sesuai.

3. Pekerjaan Beton Bertulang
            Beton bertulang harus dikerjakan dengan campuran 1:2:3. Pekerjaan ini untuk pengecoran sloof 15/20, ring balok 13/15, kolom teras 15/15, dan kolom praktis 13/13. 
3.1 Bekisting ( Cetakan Beton )
            Bahan bekisting yang dipakai kayu kelas II yang cukup kering dan keras. Cetakan harus sesuai dengan batas - batas yang diinginkan. Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting harus bersih dari kotoran dan sebaiknya dilapis dengan terpal plastik.
           
3.2 Penulangan
            Baja tulangan harus memenuhi persyaratan Perhitungan  Struktur Beton Bertulang disesuaikan dengan SKSNI  T-15-1991-03. Tulangan besi beton yang digunakan harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat lepas dan lain-lain yang dapat merusak beton. Baja tulangan yang digunakan berukuran diamater Ø 12 mm untuk tulangan pokok dan Ø 8 mm dengan jarak sesuai gambar kerja untuk tulangan sengkang. Mutu baja U-24 (2400 kg/cm2 ).

3.3 Semen
            Semen yang digunakan semen  portland Atau portland pozzolan dengan  persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-1994 dan ASTM C150-84. Semen harus diterima diproyek dalam kondisi baik dan dalam kantong asli yang tertutup rapat.

3.4 Agregat
            Agregat yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi menurut PBI-1971. Agregat kasar adalah agregat dengan ukuran butir lebih besar dari 5 mm menurut PBI (1971). Agregat halus dapat digunakan  pasir  alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu.
3.5 Air
            Air untuk  pembuatan  beton  dan  perawatan  beton  harus bersih, tidak mengandung minyak, garam, zat-zat kimia yang dapat merusak beton dan baja (PUBI-1982).

4. Pekerjaan Pasangan
4.1 Pasangan Dinding
            Pemasangan batu bata dari dari tanah liat dengan ukuran minimal 20 x 11 x 5 cm dan harus kuat, tidak  mudah  patah,  dibakar  dengan  baik,  mempunyai ukuran yang tepat, bentuk yang teratur tidak mempunyai cacat dan mempunyai kekuatan tekan minimum 30 kg/cm2. Hubungan kolom dengan dinding harus dipasang besi angker (steek) setiap jarak 75 cm. Dengan adukan 1 semen : 4 pasir ( 1pc : 4ps ).

5. Pekerjaan Plesteran
          Seluruh permukaan pasangan batu bata perlu diplester seperti kolom,  balok,  dinding  dan  langit-langit dari beton. Plesteran dinding luar dan dalam dikerjakan dengan spesi 1:4 dengan tebal 1,5 cm. Plesteran trassram berdasarkan volume ; 1 bagian semen  :  2  bagian pasir. Plesteran trassram dilakukan pada daerah 30 cm diatas dan dibawah permukaan tanah atau pada daerah yang basah. Plesteran trassram toilet harus setinggi ± 1,5 m.

6. Pekerjaan Lantai
Sebelum dipasang keramik harus dikerjakan lantai selasar dari beton cor 1:3:5. Untuk lantai ruang dan teras dikerjakan dari pasangan keramik ukuran 30x30 cm. Sedangkan lantai kamar mandi/ WC dan ruang cuci dikerjakan dari pasangan keramik ukuran 20x20 cm.  Untuk daerah basah digunakan bahan waterproofing yang dipakai pada lantai km/wc. Keramik yang akan dipasang harus direndam dahulu ke dalam air sampai jenuh.Pemasangan keramik harus lurus dan rata (waterpass), dengan menggunakan adukan 1 semen : 3 pasir untuk KM/WC, dan 1 semen : 5 pasir untuk ruang dalam. Untuk lantai KM/WC dipakai keramik yang permukaannya kasar, siku, kuat, warna dan ukuran ditentukan. Sedangkan Untuk lantai ruangan dipakai keramik yang permukaannya halus, siku, kuat, warna dan ukuran ditentukan





7. Pekerjaan Kayu, Pintu/Jendela

Semua kayu untuk jenis yang ditentukan berkualitas baik, tidak ada getah, celah mata kayu besar yang lepas atau mati, susut pinggirnya dan cacat lainnya yang dapat mempengaruhi kekuatan serta keindahan dari konstruksi. Semua kusen pintu dan jendela dibuat dari kayu seumantok/dammar laut atau jenis lain yang setara kualitasnya yakni kayu kelas I. Ukuran kosen 5/13 cm, lurus / tidak cacat. Kosen dipasang dengan baik, kokoh, vertical dan rata dengan dinding.Permukaan kosen harus dicat dengan cat dasar sebelum dipasang. Pintu harus dapat ditutup dan dibuka dengan bebas tetapi tidak longgar dan macet. Kaca pintu/jendela ketebalan 5 mm, tidak cacat serta tidak bergelombang.

8. Pekerjaan Plafond dan Atap
8.1 Pekerjaan Plafond
Rangka plafond dibuat dari kayu klas awet II atau aluminium dan klos dari kayu klas awet II atau aluminium sesuai gambar. Bahan plafond terdiri antara lain Multipleks 4mm atau PVC atau Gypsum Board 9 mm.  Bahan plafond dipasang dengan menggunakan paku yang jumlahnya sesuai untuk itu. Hasil pemasangan harus rapi, rata, waterpass dan tidak bergelombang.

8.2 Pekerjaan Atap
            Atap bangunan ini dipasang atap seng multiroof. Pemasangan dipakai paku seng yang berkualitas baik. Setiap sambungan overlap sisi antara dua atap harus diikat dengan sekrup khusus.Rangka penutup atap yaitu :
- Kuda - kuda
Perletakan kuda-kuda harus diangker pada ringbalk. Kayu yang boleh digunakan untuk kuda-kuda adalah kayu 6/12. Sambungan kayu semuanya harus memenuhi persyaratan PKKI 1963 dimana harus rapi dan dihindari terjadinya keretakan pada sambungan. Ukuran penampang adalah 60 mm x 120 mm untuk batang tunggal dan 30 mm x 120 mm untuk batang ganda. Paku yang digunakan sebagai alat sambung adalah paku biasa
- Gording (Rangka Atap) Kayu
Kayu yang boleh digunakan untuk gording adalah kayu yang mempunyai kering udara (MC) max. 20 %. Ukuran penampang adalah 50 mm x 100 mm.
Rabung atap dari seng multiroof dan talang  menggunakan seng BJLS 035.


9. Pekerjaan Instalasi Plumbing
9.1 Pekerjaan Instalasi Air Bersih
          Pipa air bersih menggunakan pipa PVC. Pemasangan instalasi air bersih dilakukan oleh tenaga yang ahli dibidangnya dan dilaksanakan sampai berfungsi sempurna. Penyambungan pipa harus kuat dan tahan terhadap tekanan air.

9.2 Pekerjaan Instalasi Air Kotor
            Pipa air kotor adalah pipa PVC. Septitank dan resapan terbuat dari Buis Beton. Pipa saluran air kotor dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak ada hawa busuk yang keluar dari pipa tersebut dan tidak ada rongga udara.

9.3 Pekerjaan Sanitair
            Pekerjaan sanitair adalah pemasangan closet jongkok / duduk, kran, bak mandi. Pemasangan perlengkapan sanitair dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pabrik, sehingga menghasilkan pekerjaan yang rapi, kuat dan kokoh.

10. Pekerjaan Pengecatan
10.1 Cat Dinding dan Plafond
            Sebelum tembok atau permukaan beton dicat harus didempul dengan plamur yang dicampur dengan semen putih. semua bahan cat yang dipakai dalam pengecatan harus sama mereknya. Tipe cat tembok / plafond emulsi memakai pengencer air (acrylic). Pengecatan dilakukan dengan meggunakan roller atau kuas, setidaknya sampai 3 kali penegecatan hingga mencapai warna yang dikehendaki.

10.2 Cat Kayu
            Semua kayu yang akan dicat harus diberi dasar cat meni terlebih dahulu, kemudian di plamur dan digosok dengan amplas sampai halus dan bebas debu. Tipe cat kayu memakai pengencer organik antara lain cat alkyd, epoxy, cat minyak, polyurrethan, acrylic. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas sampai 3 kali.

11. Pekerjaan Instalasi Listrik
            Instalasi listrik harus dipasang oleh instalatur yang telah mendapat izin dari PLN setempat. Pemasangan seluruh instalasi penerangan, baik diluar maupun didalam bangunan. pipa-pipa dan kabel-kabel seluruhnya harus tertanam dalam tembok dan tersembunyi dalam plafond, dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan pemasangan plafond. Titik lampu yang akan dipasang dapat dilihat pada gambar bestek. Adanya pemasangan saklar, stop kontak,  MCB 4 ampere, lampu pijar 40 watt.  Semua kabel yang digunakan harus memakai bahan baru yang berkualitas baik, ukuran yang sesuai dengan persyaratan.

12. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung
            Daun pintu digantung dengan memakai engsel peunel kuningan ukuran 140 mm sebanyak 3 buah di setiap daun pintu. Sedangkan di jendela buka sebanyak 2 buah. Di setiap pintu dipasang kunci pintu merek slag lengkap dengan gagang bagian dalam dan luar pintu.
            Daun jendela terbuat dari panel kaca, rapi dan tidak ada celah, ukuran sesuai gambar. Ketebalan kaca 5 mm. Semua pemasangan engsel harus rapi, sehingga secara fungsional dapat ditutup dan dibuka dengan mudah dan ringan. Semua alat kunci penggantung harus berkualitas baik dan tidak mudah berkarat.